Ketika Rakyat Dicekik, Penguasa Berpesta: Saatnya Revolusi Total
Di sebuah negeri yang katanya demokrasi, para pemimpin dan wakil rakyatnya
justru hidup bersenang-senang di atas penderitaan rakyatnya. Mereka berjoget,
berpesta, sambil menikmati gaji yang tembus lebih dari 100 juta rupiah per
bulan. Semua fasilitas hidup mereka ditanggung Negara, dari rumah mewah,
kendaraan dinas, hingga berbagai tunjangan yang fantastis. Lalu dari mana semua
uang itu berasal? Dari pajak rakyat, yang tiap tahun terus dinaikkan, hingga
mencekik leher rakyat kecil yang bekerja siang-malam demi sekadar bertahan
hidup.
Pajak naik, tapi pembangunan kosong nol besar. Jangankan kesejahteraan, rakyat justru semakin terpuruk. Harga kebutuhan pokok naik tak terkendali, sementara koruptor dilindungi, dimanjakan, bahkan dihormati. Sebaliknya, rakyat yang menuntut haknya justru diperlakukan seperti penjahat negara. Suara mereka dibungkam, aksi mereka dibubarkan dengan kekerasan, dan jalan mereka dihadang oleh militer bersenjata.
Lalu, siapa sebenarnya penjahat di negeri ini?
Rakyat yang menuntut hak, atau para koruptor yang merampok uang negara?
Ironisnya, penegak hukum yang seharusnya berpihak pada keadilan justru berubah
menjadi badut kekuasaan. Mereka berani garang terhadap rakyat kecil, namun
tunduk dan menjilat pada penguasa demi jabatan serta kenyamanan.
DPR, yang katanya “wakil rakyat”, ternyata
hanyalah sekumpulan aktor yang piawai berakting. Mereka berpura-pura membela
kepentingan rakyat, padahal sejatinya hanya melindungi kepentingan partai dan
oligarki. Pertanyaannya: rakyat mana yang sebenarnya kalian wakili? Bukankah
yang kalian perjuangkan hanyalah kepentingan partai kalian sendiri, wahai wakil rakyat?
Inilah yang terjadi ketika tidak ada lagi partai yang benar-benar lahir dari rahim rakyat. Semua partai politik yang ada hanyalah perpanjangan tangan penguasa dan oligarki. Mereka menjual slogan “berjuang untuk rakyat”, padahal kenyataannya hanya berjuang untuk kepentingan mereka sendiri.
Maka jangan lagi percaya pada sandiwara politik itu. Jangan berharap banyak pada mereka yang sudah lama mati nuraninya. Satu-satunya harapan hanyalah REVOLUSI TOTAL membongkar sistem busuk ini dari akarnya, menghancurkan oligarki yang menindas, dan membangun kembali negeri ini dari bawah, dengan suara dan kekuatan rakyat sejati.
Jangan tunggu keadilan turun dari langit, karena penguasa dan oligarki tidak
akan pernah memberikannya secara cuma-cuma. Keadilan hanya bisa lahir dari
keberanian rakyat yang bersatu, melawan penindasan dengan segala cara.
Sejarah mengajarkan, bahwa tidak ada tirani yang
jatuh karena diminta baik-baik, tirani hanya runtuh ketika rakyat bangkit
melawannya. Dan hari ini, harapan itu bukan lagi pada partai politik busuk atau
wakil rakyat yang penuh kepalsuan. Harapan itu hanya ada pada satu kata:
REVOLUSI TOTAL !!!
Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Merdeka...!!!
Komentar
Posting Komentar